Ketua Panitia Kegiatan Drestalango, I Putu Chandra Riantama, menyampaikan semangat "masikian" sebagai dasar dari pelaksanaan kegiatan ini. "Kami ingin menciptakan sebuah wadah bagi pemuda Desa Adat Pecatu untuk beraktivitas dan ikut serta dalam merawat tradisi budaya kita. Kami berharap acara ini dapat dinikmati oleh masyarakat lokal maupun pengunjung mancanegara," ujar Chandra Riantama.
Kegiatan yang berlangsung selama dua hari ini mencakup berbagai lomba dan pertunjukan yang melibatkan seluruh elemen masyarakat.
Berikut adalah rincian kegiatan:
Jumat, 28 Maret 2025:
- Ogoh-Ogoh Eksebisi: 2 peserta
- Ogoh-Ogoh Kategori Umum: 13 peserta
- Ogoh-Ogoh dan Fragmentari Kategori Sekaa Teruna: 3 peserta, yang juga berpartisipasi dalam lomba pembuatan video Ogoh-Ogoh
Minggu, 30 Maret 2025:
- Tapel Ogoh-Ogoh: 19 peserta
- Lomba Fruit Carving (memahat buah): 10 peserta
- Lomba Tari dan Tabuh Rejang Renteng: 3 peserta dari ibu-ibu WHDI 3 banjar adat se-Desa Pecatu
- Lomba Tari Puspawresti: 6 peserta dari 6 Sekolah Dasar se-Pecatu
Dalam kesempatan tersebut, Ketua Panitia juga mengucapkan terima kasih kepada Bupati Badung dan Kelian Desa Adat Pecatu yang telah memberikan dukungan penuh terhadap kegiatan ini.
"Terima kasih kepada seluruh pihak yang telah bersama-sama mensukseskan kegiatan ini, terutama kepada Bapak Bupati Badung yang telah mendukung penuh anak-anak muda seperti kami untuk melestarikan budaya Bali dan memperkenalkan tradisi kepada dunia," ungkapnya.
Melalui kegiatan Drestalango, Desa Adat Pecatu tidak hanya merayakan Hari Raya Nyepi dan Tahun Baru Caka 1947, tetapi juga mempererat tali persaudaraan antarwarga desa dan memperkenalkan kekayaan budaya Pecatu kepada dunia.
Kegiatan ini ditutup dengan pesta rakyat yang menampilkan hiburan dari artis Bali kenamaan, termasuk Lolot, Bagus Wirata, dan artis lokal lainnya, yang berhasil menarik perhatian ribuan pengunjung dan menciptakan suasana meriah di Desa Adat Pecatu.
Social Footer