Ketua Pokmaswas Lewotobi, Kanisius Uran, menyatakan bahwa tukik tersebut ditemukan dalam sarang alami oleh seorang nelayan setempat saat beraktivitas di Pantai Belelawutun Lewotobi. Menurut Kanisius, meskipun Pokmaswas memiliki penangkaran sendiri, semakin banyak telur penyu ditemukan dan dilaporkan oleh warga di luar organisasi tersebut, menunjukkan meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya pelestarian lingkungan.
“Terima kasih untuk semangat kita semua dalam pelestarian ekosistem pesisir dan laut Flores Timur,” ungkap Kanisius Uran.
Ia menambahkan bahwa tukik yang dilepaskan adalah jenis penyu sisik (Eretmochelys imbricata), yang merupakan spesies yang terancam punah.
Pelepasan tukik dilakukan oleh Kepala Desa Lewotobi, Tarsisius Buto Muda, bersama dengan Ketua dan Anggota Pokmaswas Lewotobi serta Tim Berguna dan anak-anak setempat. Pada kesempatan tersebut, Tarsisius mengimbau masyarakat untuk menjaga dan melestarikan laut beserta isinya untuk keberlanjutan generasi mendatang.
“Penting untuk melakukan upaya pelestarian dengan penuh kesadaran dan berkearifan lokal,” ujar Tarsisius. Ia juga memberikan apresiasi terhadap keaktifan anak-anak dalam kegiatan pelestarian seperti pelepasan tukik dan penanaman terumbu karang.
“Anak-anak ini akan menjadi penerus untuk melanjutkan upaya kita. Pelestarian penyu yang dilindungi ini diharapkan menjadi pengetahuan mendasar bagi mereka di masa depan,” tambah Tarsisius.
Melalui kegiatan ini, Pokmaswas Nuha Telo dan masyarakat Desa Lewotobi menunjukkan komitmen kuat terhadap pelestarian lingkungan dan ekosistem laut yang berkelanjutan.
Social Footer