Penduduk dari ketiga desa tersebut melaksanakan salat Ied di bawah pengamanan Babinsa Desa Kawalo, Sertu Tamhir. Selama pelaksanaan salat, warga saling bersalaman sebagai ungkapan silaturahmi di hari yang fitri.
Perayaan Idul Fitri ini berlangsung pada Sabtu, 29 Maret 2025, di tiga desa, yaitu Holbota, Kawalo, dan Woyo. Sebelumnya, pada Jumat (28/3/2025), persiapan untuk menyambut lebaran telah dilakukan, termasuk pelaksanaan tradisi lokal yang dikenal sebagai 'Tata Buang'.
Sukasno, salah satu warga Desa Kawalo, menegaskan bahwa mereka merayakan lebaran pada hari ini sesuai tradisi yang telah dijaga turun-temurun.
"Puasa dan lebaran lebih awal bagi kami sudah menjadi kebiasaan lama, yang ditentukan oleh para orang tua kami," ujarnya.
Dia berharap perbedaan dalam penetapan satu syawal ini dapat diterima dan dihargai oleh masyarakat luas.
Pj Kepala Desa Kawalo, Sano B Parigi, juga memberi penjelasan mengenai perbedaan penetapan Idul Fitri dengan pemerintah. Ia menegaskan bahwa perbedaan ini bukanlah hal baru dan telah berlangsung sejak lama.
"Kami berharap perayaan Idul Fitri 2025 ini berlangsung baik dan khidmat," kata Sano.
Ia juga menekankan pentingnya menjaga ketertiban dan keamanan dalam kerukunan antarumat beragama, meskipun ada perbedaan dalam penetapan tanggal.
Perayaan Idul Fitri di Pulau Taliabu menunjukkan keragaman tradisi dan praktik keagamaan yang mengakar kuat dalam masyarakat setempat. Meskipun terdapat perbedaan dalam waktu penetapan, warga tetap berkomitmen untuk menjaga harmonisasi dan keamanan dalam perayaan ini, menciptakan suasana yang penuh kedamaian dan saling menghargai.
Social Footer