Breaking News

Tandung Andung yang Bertransformasi Jadi Desa Wisata Modern Lewat Digitalisasi

Tandung Andung yang Bertransformasi Jadi Desa Wisata Modern Lewat Digitalisasi
Sambangdesa.com / Lombok Tengah - Wisata Tandung Andung, yang berada di Desa Lendang Ara, Kecamatan Kopang, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, sedang bertransformasi menjadi sebuah desa wisata modern. Transformasi ini merupakan bagian dari program pengabdian masyarakat yang diinisiasi oleh Universitas Pendidikan Mandalika dengan dukungan pendanaan dari Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRTPM) Ditjen Ristek Kemendikbudristek.

Program ini dirancang untuk mengoptimalkan potensi lokal melalui digitalisasi dan pemberdayaan komunitas, dan telah memberikan dampak yang signifikan pada kesejahteraan masyarakat desa yang terletak di jalur pendakian Gunung Rinjani tersebut.

Tim pengabdian dari Universitas Pendidikan Mandalika terdiri dari empat anggota utama dan empat mahasiswa, dipimpin oleh Muh Husein Baysha, seorang ahli Teknologi Pendidikan.

Anggota tim lainnya adalah Endah Resnandari Puji Astuti, yang juga ahli Teknologi Pendidikan, Agus Fahmi yang berfokus pada Administrasi Pendidikan, dan Mashur yang memiliki spesialisasi dalam Ekonomi Islam. Para mahasiswa yang terlibat dalam program ini juga berkontribusi signifikan dalam berbagai kegiatan pengembangan dan pelatihan di desa, membawa energi dan ide-ide segar untuk keberhasilan program ini.

Menurut Husein Baysha, mayoritas penduduk Desa Lendang Ara bekerja sebagai petani yang mengandalkan irigasi dari embung Tandung Andung serta variabilitas curah hujan. Pendidikan warga umumnya terbatas pada tingkat SMP atau SMA, dan banyak dari mereka bekerja sebagai Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di luar negeri.

Melihat potensi dan tantangan ini, Kepala Desa Lendang Ara, Ayunan, bertekad untuk mengembangkan embung Tandung Andung sebagai industri pariwisata berbasis komunitas.

"Tujuan kami adalah menciptakan lapangan kerja, merangsang ekonomi, dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat sesuai dengan potensi yang ada," ungkap Husein dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Selasa (23/4/2024).

Pendanaan program ini berasal dari DRTPM Ditjen Ristek Kemendikbudristek, yang memungkinkan pelaksanaan berbagai inisiatif penting. Pada tahun pertama, fokus utama adalah pengembangan infrastruktur digital dan manajemen pariwisata.

Langkah pertama adalah menyediakan jaringan internet/wifi di lokasi wisata untuk memastikan konektivitas yang memadai bagi pengunjung dan pengelola. Selanjutnya, tim mengembangkan website wisata yang terintegrasi dengan jejaring media sosial, menyediakan informasi lengkap tentang atraksi wisata, fasilitas, dan layanan yang tersedia.

Website ini juga berfungsi sebagai platform e-commerce, memungkinkan pemasaran digital produk lokal dan layanan wisata. Dengan adanya platform ini, masyarakat desa dapat menjangkau pasar yang lebih luas, meningkatkan pendapatan, dan mendukung keberlanjutan ekonomi desa.

Selain pengembangan infrastruktur digital, program ini juga berfokus pada peningkatan kapasitas masyarakat melalui pelatihan digital marketing. Pelatihan ini mencakup berbagai aspek, mulai dari dasar-dasar digital marketing, pembuatan konten digital, hingga penggunaan media sosial dan platform e-commerce untuk promosi produk dan layanan.

Pelatihan ini tidak hanya meningkatkan keterampilan teknis masyarakat, tetapi juga memberdayakan mereka untuk mengambil peran aktif dalam pengelolaan dan promosi pariwisata desa. Hasilnya, masyarakat menjadi lebih mandiri dan mampu memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan kesejahteraan mereka.

"Salah satu inovasi menarik dari program ini adalah pengolahan sampah fiber plastik menjadi produk kreatif. Sampah plastik yang sebelumnya menjadi masalah lingkungan kini diubah menjadi cenderamata dan produk bernilai jual lainnya," ucap Husein.

Proses ini melibatkan pelatihan masyarakat dalam teknik daur ulang dan upcycling, menciptakan peluang ekonomi baru dan mengurangi dampak lingkungan. Produk-produk yang dihasilkan dari sampah plastik ini dipasarkan melalui platform e-commerce, memberikan nilai tambah dan meningkatkan pendapatan masyarakat. Inisiatif ini tidak hanya mengatasi masalah lingkungan tetapi juga mendukung ekonomi sirkular yang berkelanjutan.

Sementara itu, Kepala Desa Lendang Ara, Ayunan, mengungkapkan bahwa untuk meningkatkan daya tarik wisata Tandung Andung, tim pelaksana program juga mengembangkan berbagai fasilitas dan atraksi baru. Salah satunya adalah pengadaan wahana camping ground dan flying fox, yang menambah pilihan aktivitas bagi wisatawan dan meningkatkan pengalaman mereka di desa ini.

Wahana baru ini diintegrasikan dalam paket wisata yang dipromosikan melalui website dan media sosial, menarik lebih banyak pengunjung dan meningkatkan pendapatan lokal. Selain itu, fasilitas dan atraksi baru ini juga memberdayakan komunitas lokal dengan menyediakan lapangan kerja dan peluang ekonomi tambahan.

Keberhasilan program ini tidak lepas dari kolaborasi erat antara berbagai pihak. Pemerintah Desa Lendang Ara, BUMDes, Pokdarwis, Karang Taruna, dan Universitas Pendidikan Mandalika bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama. Setiap pihak memainkan peran penting dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi program, memastikan keberlanjutan dan dampak positif yang luas.

Kolaborasi ini juga mencakup dukungan dari DRTPM Ditjen Ristek Kemendikbudristek, yang menyediakan pendanaan dan sumber daya untuk mewujudkan inisiatif ini. Dukungan ini memungkinkan implementasi teknologi digital dan strategi pemberdayaan komunitas yang efektif, membawa manfaat nyata bagi masyarakat Desa Lendang Ara.

Advertisement

Type and hit Enter to search

Close