Breaking News

Desa Wisata Jatimulyo: Eksplorasi Alam dan Budaya

Desa Wisata Jatimulyo Eksplorasi Alam dan Budaya
Sambangdesa.com / Kulon Progo - Desa Wisata Jatimulyo, terletak di ketinggian 500-800 meter di atas permukaan laut di Perbukitan Menoreh, Kecamatan Girimulyo, Kabupaten Kulon Progo. Kondisi geografis ini menciptakan berbagai destinasi alam yang menakjubkan yang wajib dikunjungi.

Desa ini tetap mempertahankan kebudayaan Jawa yang kental. Setiap bulan Sapar, diadakan upacara adat Merti Dusun Jatimulyo yang sarat dengan kearifan lokal. Desa Wisata Jatimulyo dapat dicapai dalam waktu sekitar 45 menit dari pusat kota Wates, menggunakan kendaraan pribadi atau rental.

Air Terjun Kembang Soka
Air Terjun Kembang Soka terletak di Padukuhan Gunung Kelir, Jatimulyo, Girimulyo, Kulon Progo, DIY 55674. Perjalanan menuju air terjun ini sekitar 32,1 km dengan waktu tempuh sekitar 1 jam 5 menit melalui Jalan Ngapak – Kenteng dan Jalan Nanggulan – Girimulyo/Jalan Raya Kaligesing. Pengunjung dapat menggunakan Google Maps untuk navigasi.

Air Terjun Kembang Soka memiliki dua warna air khas yaitu biru toska dan hijau toska, dengan suasana alam yang sejuk dan asri. Air terjun ini terletak di desa yang sama dengan lokasi ekowisata Sungai Mudal.

Nama Kembang Soka berasal dari tumbuhan Kembang Soka, yang berarti bunga Soka. Sumber air utama air terjun ini berasal dari bawah tanah di mana banyak tumbuh bunga Soka di atasnya. Meskipun pohon-pohon Soka telah mati seiring waktu, sumber air tetap mengalir deras hingga saat ini.

Setelah berjalan sejenak dari tempat parkir, pengunjung akan tiba di kolam pertama yang berasal dari pancuran. Kolam ini merupakan kolam pertama di Kembang Soka. Setelah itu, pengunjung akan melewati jembatan kayu yang melintas di depan air terjun, dan terus berjalan hingga menemukan air terjun yang lebih besar. Air terjun Kembang Soka tidak pernah surut, bahkan saat musim kemarau, karena memiliki banyak sumber mata air di sekitarnya.

Pengelola Kembang Soka menggunakan konsep kembali ke alam untuk menarik wisatawan yang ingin melepaskan penat. Wisata Alam Kembang Soka juga menyediakan fasilitas yang memadai seperti toilet, mushola, gazebo, warung makan, spot foto, dan lain-lain untuk mendukung kenyamanan pengunjung.

Air Terjun Kedung Pedut
Air Terjun Kedung Pedut merupakan salah satu destinasi wisata di Desa Wisata Jatimulyo yang populer di kalangan generasi muda. Kedung Pedut terletak di Dusun Kembang, Desa Jatimulyo, Kecamatan Girimulyo, Kulon Progo. Dalam bahasa Jawa, Kedung berarti kolam dan Pedut berarti kabut, karena percikan air yang lembut disertai angin menghasilkan efek kabut di sekitar kolam.

Air Terjun Kedung Pedut memiliki beberapa tingkat, dengan tiga tingkat utama yang menjadi daya tarik. Tingkat pertama, Kedung Merak, memiliki ketinggian 4 meter dan dikelilingi oleh batu andesit dan batu kapur yang menghasilkan stalaktit dan stalagmit. Tingkat kedua, Kedung Merang, memiliki ketinggian 8 meter dengan kolam di atas dan bawahnya yang menambah keindahan. Tingkat ketiga, Kedung Pedut, adalah air terjun terbesar dengan ketinggian 15 meter dan kedalaman kolam 1 meter.

Di Kedung Pedut, pengunjung bisa menikmati berenang di enam kolam dengan kedalaman bervariasi, termasuk spot loncat setinggi 6 meter yang memacu adrenalin. Kedung Pedut juga dikenal sebagai "Kerajaan Bambu" di Jogja, dengan berbagai jenis bambu yang tumbuh di sekitarnya, termasuk Bambu Apus, Bambu Wulung, Bambu Ampel, dan Bambu Petung.

Atraksi Budaya
Desa Wisata Jatimulyo juga menawarkan berbagai atraksi budaya seperti Tari Kenya Giri, Tari Angguk, Tari Jathilan, dan sendratari Sugriwa-Subali yang mengisahkan pertarungan kolosal antara Mahesasura dan Lembusura melawan Sugriwa-Subali. Pertunjukan ini menjadi alternatif wisata budaya di Jawa Tengah dan Yogyakarta.

Kuliner Khas: Dawet Sambel
Makanan tradisional khas Jatimulyo adalah Dawet Sambel. Awalnya dikenal sebagai Dawet Pecel, kuliner ini diciptakan oleh Mbah Wagiyem sekitar 60 tahun lalu. Dawet Sambel dibuat dari umbi ganyong yang diolah menjadi jenang dawet dan disajikan dengan sambal pecel.

Inovasi terus dilakukan oleh generasi penerus, termasuk Suhandri, cucu dari Mbah Ponirah. Suhandri mengembangkan Dawet Sambel dengan kemasan cup dan aktif mempromosikannya di berbagai acara kuliner. Pada tahun 2019, Dawet Sambel ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda Nasional (WBTB) oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Kini, Dawet Sambel menjadi salah satu unggulan paket wisata di Desa Wisata Jatimulyo dan terus dilestarikan sebagai makanan khas daerah tersebut.

Advertisement

Type and hit Enter to search

Close