Sambangdesa.com / Kota Batu - Dalam salah satu petikan pernyataan sikap yang disampaikan oleh Majelis Daerah KAHMI Kota Batu menyatakan bahwa sebagai kota wisata yang berbudaya, maka Kota Batu sudah selayaknya menjadi tempat yang nyaman dan aman bagi siapa saja yang berada di dalamnya. Terlebih masyarakat Kota Batu adalah masyarakat yang santun dan berbudaya luhur, maka lembaga pendidikan sudah selayaknya meneruskan tradisi yang telah diwariskan leluhur Kota Batu. Sehingga, budaya kekerasan sebenarnya sangat jauh dari kebiasaan yang dilakukan oleh masyarakat Kota Batu, Senin (3/6/24).
Menurutnya, dalam perspektif penyelenggaraan pendidikan yang demokratis dan berkeadilan. Maka sudah sepatutunya pendidikan tidak diskriminatif, menjunjung tinggi nilai keagamaan, hak asasi manusia, dan nilai kultural.
"Kasus pengeroyokan siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kota Batu yang menyebabkan meninggalnya salah seorang korban, maka ini sangat memprihatinkan dan menjadi pukulan telak bagi insan pendidikan di Kota Batu. Majelis Daerah KAHMI Kota Batu menyampaikan duka yang mendalam pada keluarga Korban khusunya, dan duka yang mendalam terhadap dunia pendidikan di Kota Batu pada umumnya." bunyi pernyataan sikap KAHMI Kota Batu.
KAHMI Kota Batu, meminta kepada seluruh pemangku kepentingan untuk menjadi peristiwa tersebut sebagai proses refleksi dan evaluasi yang menyeluruh terhadap pelaksanaan pendidikan di Kota Batu.
KAHMI juga meminta kepada Dinas Pendidikan Kota Batu untuk membentuk tim independen untuk menginvestigasi kasus serupa yang terjadi pada Satuan Pendidikan di Kota Batu, karena bisa jadi kasus ini seperti fenomena gunung es.
"Satuan Pendidikan juga perlu terbuka pada kasus-kasus serupa dan lebih mengedepankan kualitas pendidikan dari pada pencitraan nama baik sekolah. Kedepan semua pemangku kepentingan perlu untuk mengoptimalkan Tripusat pendidikan (Keluarga, Sekolah, dan Masyarakat), dengan sekolah sebagai lembaga yang mengambil peran strategis di dalamnya," lanjut pernyataan KAHMI Kota Batu.
KAHMI berharap kedepan tugas-tugas pendidikan harus dikaji ulang. Kembalikan fungsi dan peran guru untuk mendidik yang berorientasi pada keberpihakan pada murid, bukan sering meninggalkan kelas untuk mengerjakan tugas administrasi di luar tugas utama keguruan.
"Mengajak semua pihak untuk tidak saling menyalahkan dan menggunakan kesempatan ini untuk kepentingan tertentu. Seluruh warga atau masyarakat Kota batu hendaknya dapat mendoakan dan berperan aktif dan positif dalam setiap proses pendidikan generasi penerus di Kota Batu," ajak Kahmi Kota Batu.
Untuk diketahui, seorang siswa SMPN 2, berinisial RKW, yang meninggal dunia setelah mengalami penganiayaan oleh teman-temannya. Korban, yang masih duduk di kelas 1, sempat dirawat di Rumah Sakit Hasta Brata sebelum akhirnya meninggal pada Jumat (31/5/2024) sekitar pukul 11.00 WIB.
Insiden tragis ini bermula pada Rabu (29/5/2024) ketika RKW mengeluhkan sakit di bagian kepala setelah dikeroyok oleh sejumlah teman sekelasnya.
Motif pengeroyokan bermula dari rasa tersinggung salah satu pelaku terhadap korban karena diminta untuk mencetak hasil tugas kelompok pada malam hari tapi tidak mau. Akibat tersinggung tersebut maka salah satu pelaku berinisial MA mengajak teman-temannya untuk melakukan penganiayaan terhadap korban
Hingga kini, aparat penegak hukum telah menetapkan lima tersangka sebagai pelaku perundungan.
Social Footer