Sambangdesa.com / Pontianak - Desa Wisata Mangrove Setapuk Besar terletak di Kota Pontianak, Kalimantan Barat, dekat perbatasan Malaysia dan agak jauh dari pusat kota.
Seperti namanya, desa ini dipenuhi dengan pepohonan mangrove yang banyak ditanam baik oleh masyarakat maupun secara mandiri. Upaya penanaman ini dilakukan sebagai langkah antisipasi terhadap abrasi.
Setiap lahan yang ditanami akan membentuk endapan tanah yang menjulang tinggi menyerupai benteng alami. Endapan ini kemudian diubah menjadi pagar alami yang memperindah destinasi wisata alam di Desa Wisata Mangrove Setapuk Besar.
Selain fokus pada pengembangan pariwisata, pengelola berharap agar Desa Wisata Mangrove Setapuk Besar dapat terkenal baik di tingkat nasional maupun internasional. Mereka mengharapkan bantuan dan dukungan dari pemerintah daerah maupun pemerintah pusat untuk mencapai tujuan tersebut, demikian diungkapkan oleh Ketua Kelompok Sadar Wisata Mangrove Setapuk Besar, Jumadi, Minggu (5/5/2024).
Salah satu atraksi utama di Desa Wisata Mangrove Setapuk Besar adalah wisata speed boat, di mana para wisatawan dapat menikmati keindahan laut lepas dengan menggunakan speed boat. Mereka dapat menyaksikan pesona pepohonan mangrove yang tumbuh di tengah laut.
Sensasi kecepatan yang diberikan oleh speedboat membuat detak jantung para wisatawan berdebar-debar. Gelombang laut yang bertabrakan dengan kecepatan perahu menambahkan kesan petualangan yang mendebarkan.
Bagi yang merasa ragu untuk naik speedboat, mereka dapat memilih untuk menyewa perahu dari nelayan yang menyediakan jasa wisata keliling di sekitar perairan Desa Wisata Mangrove Setapuk Besar. Mereka akan merasakan kenyamanan dan kesegaran angin laut yang menyegarkan.
Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Desa Mangrove Setapuk Besar bertanggung jawab atas pengelolaan wisata mangrove, sementara warga lainnya juga diberdayakan dengan menawarkan wisata kuliner.
Peran serta Pemerintah Desa (Pemdes) Setapuk Besar menunjukkan komitmennya terhadap pengembangan pariwisata di desa tersebut. Kontribusi dari pemerintah kabupaten, melalui Dinas Pariwisata Kota Pontianak, juga memberikan dorongan positif bagi perkembangan Wisata Mangrove Setapuk Besar hingga mencapai tingkat nasional.
Wisata Mangrove Setapuk Besar buka setiap hari dari pukul 08.00 hingga 19.00 WIB, memberikan fleksibilitas bagi para pengunjung.
Untuk menikmati keindahan wisata ini, pengunjung hanya perlu membayar tarif masuk sebesar Rp 10 ribu per orang, sehingga tidak akan memberatkan kantong.
Bagi yang ingin merasakan sensasi naik speed boat, pengunjung hanya perlu menambah biaya sebesar Rp 3 ribu per orang.
Sementara itu, untuk menyewa perahu nelayan, pengunjung akan dikenai biaya sebesar Rp 25 ribu per orang, atau Rp 100 ribu sekali sewa untuk rombongan.
Bagi wisatawan yang datang dari Kota Pontianak, perjalanan sepanjang 161 KM membutuhkan waktu sekitar 3 jam 45 menit dengan menggunakan motor. Jika membawa barang bawaan banyak, disarankan untuk menggunakan mobil.
Alternatif lainnya, wisatawan juga dapat memilih menggunakan taksi, baik konvensional maupun online, yang tersedia di Kota Pontianak untuk kenyamanan perjalanan tanpa harus mengemudi sendiri.
Setiap tahun, jumlah pengunjung Wisata Mangrove Setapuk Besar mengalami fluktuasi yang dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk kondisi situasional. Misalnya, pada tahun 2019, sebanyak 3668 pengunjung menyambangi destinasi ini. Namun, angka tersebut turun drastis pada tahun 2020 menjadi hanya 1168 pengunjung, akibat dampak pandemi Covid-19 yang melanda.
Namun, kegiatan wisata kembali pulih pada tahun 2021, dengan jumlah pengunjung mencapai 11.126 orang karena situasi mulai kembali normal. Namun, pada tahun berikutnya, yaitu tahun 2022, jumlah pengunjung kembali menurun menjadi 2564 orang.
Meskipun demikian, Wisata Mangrove Setapuk Besar tetap menghasilkan omzet yang cukup signifikan setiap tahunnya, meskipun fluktuatif. Pada tahun 2019, omzetnya mencapai Rp 36 juta, kemudian mengalami penurunan drastis pada tahun 2020 menjadi Rp 11 juta akibat pandemi. Namun, pada tahun 2021, omzetnya kembali meningkat mencapai Rp 36 juta.
Meskipun terjadi penurunan pada tahun 2022 karena tidak adanya event seperti tahun sebelumnya, omzetnya tetap cukup menguntungkan dalam situasi pandemi, mencapai Rp 25 juta menurut catatan pengelola.
Social Footer