Breaking News

Perubahan Iklim Memakan Korban, Desa El Bosque Akhirnya Tenggelam

 

Foto udara dari rumah yang hancur akibat erosi laut dan kenaikan permukaan laut di kota El Bosque, kotamadya Frontera, negara bagian Tabasc, Meksiko, pada 2022.
Foto udara dari rumah yang hancur akibat erosi laut dan kenaikan permukaan laut di kota El Bosque, kotamadya Frontera, negara bagian Tabasc, Meksiko, pada 2022.
Sambangdesa.com / Meksiko - Gelombang air laut perlahan menenggelamkan rumah-rumah kosong di Desa El Bosque, Meksiko, memberikan gambaran nyata dari dampak perubahan iklim yang dialami oleh negara penghasil bahan bakar fosil tersebut.

Sekolah tempat Adrian Perez pernah belajar di El Bosque, di negara bagian Tabasco, kini hanya tersisa puing-puing. Setiap kali ia melintas saat memancing, ia teringat akan kenangan yang kini hilang ditelan laut.

"Rasanya sangat sulit. Saya belajar di sana dan melihat apa yang terjadi. Iklim menghancurkan kami," ujar pria berusia 24 tahun ini, dilansir Phys, Rabu (29/5/2024).

Tahun ini, gelombang panas telah membuat suhu udara melonjak di Tabasco dan sebagian besar wilayah Meksiko. Kondisi darurat iklim ini memicu perdebatan saat negara tersebut bersiap menghadapi pemilihan presiden pada 2 Juni.

Menurut Greenpeace, El Bosque adalah desa pertama di Meksiko yang secara resmi diakui sebagai komunitas yang mengungsi akibat perubahan iklim. Pada bulan Februari, kongres negara bagian Tabasco menyetujui relokasi mereka.

"Kami selalu mendengar tentang perubahan iklim, tetapi tidak pernah berpikir bahwa perubahan iklim akan menimpa kami," kata Cristy Echeverria (34 tahun) yang kehilangan tempat tinggalnya.

Berdasarkan data dari Organisasi Meteorologi Dunia (WMO), pemanasan laut serta mencairnya gletser dan lapisan es menyebabkan permukaan air laut global mencapai titik tertinggi yang pernah tercatat tahun lalu. Sekitar 700 orang pernah tinggal di El Bosque, yang terletak di semenanjung kecil yang menjorok ke Teluk Meksiko dan terpapar badai dan angin topan Atlantik. Di perairan lepas pantai, rig pengeboran minyak dan gas menjadi tumpuan ekonomi terbesar kedua di Amerika Latin ini.

Di pesisir pantai, pemerintahan Presiden Andres Manuel Lopez Obrador yang akan segera berakhir, telah membangun kilang minyak baru di Tabasco, negara bagian asalnya, sebagai bagian dari upayanya mencapai swasembada energi.

Tabasco adalah salah satu daerah di Meksiko yang paling parah terkena dampak gelombang panas tahun ini, dengan suhu mencapai 40 derajat Celsius. Sejak Maret, 48 kematian akibat panas telah tercatat di seluruh negeri, menurut data pemerintah.

Bahkan Mexico City, yang biasanya beriklim sedang, mencatat suhu tertinggi yang pernah ada yaitu 34,7 derajat Celsius pada Sabtu lalu. Panas dan curah hujan yang di bawah normal tahun lalu menimbulkan kekhawatiran akan kekurangan air yang semakin parah.

Ketersediaan air per kapita tahunan rata-rata di Meksiko telah menurun 68 persen sejak 1960, menurut Mexican Institute of Competitiveness. Meski ada tekanan internasional untuk mengurangi emisi gas rumah kaca, Lopez Obrador tetap mempromosikan produksi bahan bakar fosil selama masa jabatannya untuk memastikan kemandirian energi.

Pemerintah mengatakan, mereka mengimbangi dampaknya dengan menanam satu juta hektare pohon, yang disebut Lopez Obrador sebagai program penghijauan terpenting di dunia. Pablo Ramirez, juru kampanye iklim di Greenpeace Meksiko, memperingatkan bahwa tidak ada kebijakan publik yang dapat sepenuhnya mengatasi dampak serius yang ditimbulkan oleh perubahan iklim dan yang akan semakin memburuk.

Claudia Sheinbaum, kandidat dari partai yang berkuasa yang memimpin dalam persaingan untuk menggantikan Lopez Obrador, berjanji untuk menginvestasikan miliaran dolar dalam energi bersih sekaligus mendukung perusahaan minyak negara, Pemex.

"Kami akan mempromosikan transisi energi," kata Sheinbaum, seorang ilmuwan yang pernah menulis untuk Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC).

Menurut Pamela Starr, seorang profesor di University of Southern California, Sheinbaum akan mengambil pendekatan yang berbeda dengan Lopez Obrador dalam hal energi.

"Ia akan mendorong investasi yang jauh lebih aktif dalam energi bersih," kata Starr kepada AFP.

Sementara itu, kandidat presiden dari kubu oposisi, Xochitl Galvez, mengatakan bahwa Meksiko harus mengakhiri "kecanduan" pada bahan bakar fosil dan mengusulkan untuk menutup beberapa kilang minyak.

Advertisement

Type and hit Enter to search

Close