Ivanovich mengungkapkan bahwa data yang mutakhir sangat penting sebagai landasan agar pembangunan di desa dapat sesuai dengan kebutuhan untuk mencapai SDGs Desa. Namun, dia juga mengakui bahwa pengumpulan dan pemutakhiran data desa masih menjadi kendala dalam proses penerapan SDGs Desa.
"Data-data yang dikumpulkan dan diperbaharui harus diolah dengan baik untuk memetakan permasalahan yang dihadapi desa," tambahnya.
Lebih lanjut, Ivanovich menekankan bahwa penting bagi seluruh pemangku kepentingan untuk berkolaborasi, mengingat masih banyak desa di Indonesia yang belum sepenuhnya mengimplementasikan SDGs Desa. Dari 75.260 desa yang ada, baru sekitar 62.000 desa yang telah mengikuti program tersebut. Oleh karena itu, diperlukan kesadaran yang lebih luas untuk mencapai target SDGs Desa.
Meskipun demikian, Ivanovich menyampaikan optimisme bahwa target SDGs Desa dapat tercapai pada tahun 2030. Menurutnya, desa memberikan harapan bahwa pencapaian SDGs secara nasional dapat dimulai dari desa.
Sebelumnya, Wakil Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Wamendes PDTT) Paiman Raharjo telah mengajak seluruh kementerian dan lembaga untuk berkontribusi dalam SDGs Desa dengan tujuan mempercepat pembangunan desa.
Paiman mengungkapkan bahwa sejak dimulai pada tahun 2020, pelokalan SDGs Global telah membawa banyak kemajuan bagi desa. Dia meyakini bahwa dengan memperkuat kemitraan, tujuan pembangunan seperti kesejahteraan warga dan peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) di Indonesia dapat tercapai lebih cepat dan merata.
Social Footer