Sambangdesa.com - Kemiskinan ekstrem, atau kemiskinan absolut, adalah suatu kondisi di mana seseorang atau sekelompok orang tidak dapat memenuhi kebutuhan primer manusia, termasuk makanan, air minum bersih, fasilitas sanitasi, kesehatan, tempat tinggal, pendidikan, dan informasi.
Kemiskinan ekstrem adalah kondisi ketidakmampuan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan dasar, yaitu makanan, air bersih, sanitasi layak, kesehatan, tempat tinggal, pendidikan, dan akses informasi terhadap pendapatan dan layanan sosial.
Kemiskinan ekstrem tidak hanya bergantung pada pendapatan, tetapi juga ketersediaan jasa. Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), kemiskinan ekstrem didefinisikan sebagai kondisi di mana pendapatan seseorang berada di bawah garis kemiskinan internasional, yaitu USD 1,90 per hari pada tahun 2011. Pada tahun 2022, nilai tersebut setara dengan USD 2,12 per hari.
Kemiskinan ekstrem memiliki dampak yang signifikan terhadap kehidupan orang-orang. Mereka yang hidup dalam kemiskinan ekstrem sering mengalami kelaparan, penyakit, dan putus sekolah. Mereka juga lebih mungkin untuk menjadi korban kekerasan dan diskriminasi.
Ada banyak faktor yang menyebabkan kemiskinan ekstrem, termasuk perang, bencana alam, dan ketidaksetaraan. Kemiskinan ekstrem juga dapat dipicu oleh faktor-faktor struktural, seperti kurangnya pendidikan dan kesempatan kerja.
Faktor Penyebab Kemiskinan Ekstrem
Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kemiskinan ekstrem di desa di Indonesia dapat mencakup:
1. Akses Infrastruktur
Keterbatasan akses terhadap infrastruktur seperti jalan, air bersih, sanitasi, dan fasilitas kesehatan dapat menjadi faktor yang mempengaruhi tingkat kemiskinan ekstrem di desa
2. Keterampilan dan Pendidikan
Kurangnya keterampilan dan pendidikan yang memadai dapat membatasi peluang pekerjaan dan penghasilan di desa, yang dapat berkontribusi pada tingkat kemiskinan ekstrem
3. Kondisi Ekonomi
Ketidakstabilan ekonomi, rendahnya kesempatan kerja, dan rendahnya pendapatan di desa dapat menjadi faktor yang mempengaruhi 3. tingkat kemiskinan ekstrem
4. Ketergantungan pada Sektor Pertanian
Desa-desa yang sangat bergantung pada sektor pertanian sering menghadapi risiko yang tinggi terkait dengan fluktuasi harga komoditas dan kerentanan terhadap perubahan iklim, yang dapat mempengaruhi tingkat kemiskinan ekstrem
5. Akses ke Program dan Bantuan Sosial
Kurangnya akses dan pengetahuan tentang program dan bantuan sosial yang tersedia dapat menghambat upaya mengurangi kemiskinan ekstrem di desa.
6. Faktor Demografi
Faktor-faktor demografi seperti usia, jenis kelamin, dan kondisi kesehatan juga dapat mempengaruhi tingkat kemiskinan ekstrem di desa.
Penting untuk diingat bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kemiskinan ekstrem di desa dapat bervariasi dan kompleks. Oleh karena itu, upaya penanggulangan kemiskinan ekstrem di desa perlu melibatkan pendekatan yang holistik dan berkelanjutan, termasuk peningkatan akses infrastruktur, pemberdayaan ekonomi, peningkatan keterampilan, dan akses yang lebih baik ke program dan bantuan sosial.
Mengukur Kemiskinan Ekstrem
Untuk mengukur kemiskinan ekstrem, berikut adalah beberapa cara yang dapat dilakukan:
1. Perhitungan Jumlah dan Angka Miskin Ekstrem
Badan Pusat Statistik (BPS) setiap tahunnya menghitung jumlah dan angka miskin ekstrem dengan menggunakan data dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) dan indikator kemiskinan yang telah ditetapkan
2. Garis Kemiskinan Ekstrem
Kemiskinan ekstrem dapat diukur dengan menggunakan garis kemiskinan ekstrem yang merupakan batas minimum biaya kebutuhan hidup sehari-hari. Garis kemiskinan ekstrem ini dapat ditetapkan berdasarkan standar internasional, seperti garis kemiskinan ekstrem sebesar USD 1,9 per hari.
Garis Kemiskinan Ekstrem adalah batas minimum pendapatan atau pengeluaran yang digunakan untuk mengukur tingkat kemiskinan ekstrem. Berdasarkan hasil pencarian, garis kemiskinan ekstrem mengacu pada pendapatan di bawah USD 1,90 per hari (nilai pada tahun 2011) menurut Bank Dunia. Nilai ini setara dengan USD 2,12 pada tahun 2022.
Garis kemiskinan ekstrem ini digunakan sebagai acuan untuk menentukan apakah seseorang atau rumah tangga berada dalam kondisi kemiskinan ekstrem. Jika pendapatan atau pengeluaran seseorang atau rumah tangga berada di bawah garis kemiskinan ekstrem, maka mereka dianggap mengalami kemiskinan ekstrem.
Pada umumnya, garis kemiskinan ekstrem mencakup kebutuhan dasar manusia, seperti makanan, air minum bersih, fasilitas sanitasi, kesehatan, tempat tinggal, pendidikan, dan informasi. Selain itu, garis kemiskinan ekstrem juga mempertimbangkan ketersediaan jasa-jasa yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan dasar tersebut.
Penggunaan garis kemiskinan ekstrem ini penting dalam mengidentifikasi dan mengukur tingkat kemiskinan ekstrem di suatu negara atau wilayah. Data-data ini digunakan sebagai dasar untuk merancang kebijakan dan program penanggulangan kemiskinan ekstrem, serta memantau kemajuan dalam upaya mengurangi kemiskinan ekstrem di desa dan wilayah lainnya.
3. Identifikasi Karakteristik Masyarakat Miskin Ekstrem
Selain mengukur jumlah dan angka miskin ekstrem, identifikasi karakteristik masyarakat miskin ekstrem juga penting. Hal ini meliputi faktor-faktor seperti tingkat pendapatan, akses terhadap pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur
4. Pendekatan Multidimensional
Selain pendekatan berbasis pendapatan, pendekatan multidimensional juga dapat digunakan untuk mengukur kemiskinan ekstrem. Pendekatan ini melibatkan pengukuran berbagai dimensi kemiskinan, seperti pendidikan, kesehatan, sanitasi, dan akses terhadap layanan dasar lainnya
Dalam mengukur kemiskinan ekstrem, penting untuk menggunakan metode yang komprehensif dan akurat. Data yang diperoleh dari pengukuran kemiskinan ekstrem ini dapat digunakan sebagai dasar untuk merancang program dan kebijakan yang tepat dalam menanggulangi kemiskinan ekstrem di desa.
Kebutuhan Dasar yang Harus Dipenuhi untuk Mengukur Kemiskinan Ekstrem
Kebutuhan dasar yang harus dipenuhi untuk mengukur kemiskinan ekstrem meliputi:
1. Kebutuhan Makanan
Kemiskinan ekstrem terkait dengan ketidakmampuan memenuhi kebutuhan makanan yang cukup dan bergizi. Pengukuran kemiskinan ekstrem melibatkan penilaian terhadap akses masyarakat terhadap makanan yang memadai.
2. Air Minum Bersih
Akses terhadap air minum bersih yang aman dan layak juga menjadi faktor penting dalam mengukur kemiskinan ekstrem. Pengukuran ini melibatkan penilaian terhadap ketersediaan air minum yang memadai dan sanitasi yang layak
3. Sanitasi Layak
Ketersediaan sanitasi yang layak, seperti akses ke toilet yang higienis dan aman, juga menjadi indikator dalam mengukur kemiskinan ekstrem. Pengukuran ini melibatkan penilaian terhadap akses masyarakat terhadap fasilitas sanitasi yang memadai
4. Kesehatan
Akses terhadap layanan kesehatan yang memadai, termasuk akses ke fasilitas kesehatan dan pelayanan kesehatan dasar, juga menjadi faktor yang penting dalam mengukur kemiskinan ekstrem
5. Tempat Tinggal yang Layak
Ketersediaan tempat tinggal yang layak, termasuk akses terhadap hunian yang aman, nyaman, dan terlindungi, juga menjadi indikator dalam mengukur kemiskinan ekstrem
Pengukuran kemiskinan ekstrem melibatkan penilaian terhadap sejauh mana masyarakat mampu memenuhi kebutuhan dasar ini. Data-data ini kemudian digunakan untuk mengidentifikasi dan mengatasi kemiskinan ekstrem di desa melalui program-program yang sesuai dan efektif.
Strategi Pengentasan Kemiskinan Ekstrem di Desa
Strategi yang dilakukan untuk menurunkan beban pengeluaran masyarakat miskin ekstrem di desa dapat mencakup: Program Bantuan Sosial: Melalui program bantuan sosial, seperti Program Keluarga Harapan dan Kartu Sembako, pemerintah memberikan bantuan langsung kepada masyarakat miskin ekstrem untuk mengurangi beban pengeluaran mereka.
selain strategi di atas ada hal yang lebih penting lagi yang harus di lakukan oleh para pemangku kepentingan di desa seperti:
1. Peningkatan Akses Pekerjaan
Program padat karya dan bantuan individu/kelompok dapat membantu meningkatkan akses pekerjaan bagi masyarakat miskin ekstrem di desa. Selain itu, penyediaan sarana dan prasarana juga dapat membuka peluang pekerjaan baru
2. Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Manusia
Program vokasi dan pelatihan dapat membantu meningkatkan keterampilan dan kapasitas sumber daya manusia di desa. Hal ini dapat membuka peluang untuk pekerjaan yang lebih baik dan penghasilan yang lebih tinggi
3. Peningkatan Akses Terhadap Aset Produktif
Meningkatkan akses terhadap aset produktif, seperti pinjaman modal dan penggunaan lahan, dapat membantu masyarakat miskin ekstrem di desa untuk mengembangkan usaha mereka sendiri dan meningkatkan pendapatan
4. Pendampingan dan Penguatan Kewirausahaan
Melalui pendampingan dan penguatan kewirausahaan, seperti peningkatan akses pembiayaan dan pasar, masyarakat miskin ekstrem di desa dapat didorong untuk mengembangkan usaha mereka sendiri dan meningkatkan pendapatan
5. Menurunkan Beban Pengeluaran
Salah satu strategi utama yang diusung oleh pemerintah adalah menurunkan beban pengeluaran masyarakat miskin ekstrem di desa. Hal ini dapat dilakukan melalui program bantuan sosial dan program padat karya yang memberikan peluang kerja dan penghasilan tambahan bagi masyarakat miskin ekstrem di desa
6. Meningkatkan Pendapatan
Selain menurunkan beban pengeluaran, Pemerintah juga berupaya meningkatkan pendapatan masyarakat miskin ekstrem di desa. Hal ini dapat dilakukan melalui program pemberdayaan ekonomi, seperti pelatihan dan pendampingan kewirausahaan, serta peningkatan akses terhadap aset produktif
7. Meminimalkan Wilayah Kantong Kemiskinan
Pemerintah juga bisa meminimalkan wilayah kantong kemiskinan di desa. Hal ini dilakukan melalui program peningkatan akses infrastruktur, seperti pembangunan dan perbaikan jalan, irigasi, dan fasilitas umum, serta program diversifikasi mata pencaharian
8. Peningkatan Keterampilan dan Kapasitas
Kemendesa juga berupaya meningkatkan keterampilan dan kapasitas masyarakat miskin ekstrem di desa melalui program pelatihan dan pendampingan. Hal ini dapat membantu mereka memperoleh keterampilan baru yang dapat meningkatkan peluang kerja dan penghasilan mereka di masa depan
9. Koordinasi Lintas Sektor
Para pemengku kepentingan perlu untuk berupaya melakukan koordinasi lintas sektor dalam pelaksanaan program penanggulangan kemiskinan ekstrem di desa. Hal ini dilakukan untuk memastikan sinergi antara program-program pemberdayaan masyarakat dan memaksimalkan dampak dari program-program tersebut
10. Program Padat Karya
Program ini memberikan peluang kerja kepada masyarakat desa, sehingga dapat meningkatkan penghasilan mereka dan mengurangi kemiskinan ekstrem di desa.
11. Program Pemberdayaan Ekonomi Kreatif
Program ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan dan kapasitas masyarakat desa dalam bidang ekonomi kreatif, seperti kerajinan tangan dan kuliner. Dengan meningkatkan keterampilan dan kapasitas, diharapkan masyarakat desa dapat mengembangkan usaha mereka sendiri dan meningkatkan pendapatan.
12. Program Pemberdayaan Bumdesa
Program ini bertujuan untuk memperkuat kelembagaan Bumdesa (Badan Usaha Milik Desa) dan meningkatkan akses pembiayaan bagi Bumdesa. Dengan adanya Bumdesa yang kuat, diharapkan masyarakat desa dapat mengembangkan usaha mereka sendiri dan meningkatkan pendapatan
13. Program Dana Bergulir
Program ini memberikan akses pembiayaan bagi masyarakat desa untuk mengembangkan usaha mereka sendiri. Dengan adanya akses pembiayaan yang lebih mudah, diharapkan masyarakat desa dapat meningkatkan pendapatan mereka
14. Program Perluasan dan Pengembangan Kesempatan Kerja
Program ini bertujuan untuk meningkatkan akses pekerjaan bagi masyarakat desa. Melalui program ini, diharapkan masyarakat desa dapat memperoleh penghasilan tambahan yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari
Dengan implementasi program-program ini, diharapkan pendapatan masyarakat desa yang miskin ekstrem dapat meningkat, sehingga mereka dapat mengalokasikan sumber daya mereka dengan lebih efektif dan meningkatkan kesejahteraan mereka.Implementasi strategi ini, diharapkan tingkat kemiskinan ekstrem di desa dapat diturunkan dan kesejahteraan masyarakat di desa dapat meningkat.
Selain itu, strategi pengentasan kemiskinan ekstrem di desa juga melibatkan pemutakhiran Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) dari tingkat pemerintah daerah, tingkat kabupaten, hingga desa. Koordinasi lintas sektor juga penting dalam pelaksanaan strategi ini untuk memastikan sinergi antara program-program pemberdayaan masyarakat.
Dengan implementasi strategi ini, diharapkan beban pengeluaran masyarakat miskin ekstrem di desa dapat diturunkan, sehingga mereka dapat mengalokasikan sumber daya mereka dengan lebih efektif dan meningkatkan kesejahteraan mereka.
Social Footer