Sambangdesa.com / Magelang - "Dulu orang enggak kenal Wringinputih. Cuma tahunya desa aja. Dulu enggak ada yang datang untuk wisata secara khusus," ucap Rizal Arif Windriatmoko, Direktur Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Wringinputih.
Rizal dengan jelas mengingat bahwa banyak wisatawan yang tidak mengenal desanya. Tidak ada yang tertarik untuk berwisata ke sana. Padahal, Desa Wringinputih hanya berjarak sekitar delapan kilometer di sisi utara Candi Borobudur di Kecamatan Borobudur, Magelang, Jawa Tengah.
Namun kini, situasinya telah berubah. Wringinputih banyak dikunjungi oleh wisatawan, baik dari Magelang maupun dari luar Magelang. Kehadiran wisatawan berdampak signifikan terhadap perekonomian di Desa Wringinputih. Penduduknya kini memiliki alternatif pekerjaan dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) berkembang pesat.
Berdasarkan data dari Pemerintah Kabupaten Magelang, terdapat sekitar 2018 Kepala Keluarga (KK) atau 6.285 orang yang tinggal di Desa Wringinputih. Mayoritas penduduk Desa Wringinputih bekerja sebagai petani, pedagang di Candi Borobudur, buruh pabrik, dan buruh lepas.
Kini, masyarakat Desa Wringinputih memiliki daya tarik baru sebagai destinasi wisata. Desa Wringinputih menawarkan lanskap desa yang alami, kuliner khas seperti nasi jagung, kluban (urap sayur), minum bandeg (nira kelapa), serta aktivitas wisata seperti paintball dan panahan.
Atraksi wisata di Desa Wringinputih melengkapi pesona Candi Borobudur di mata wisatawan. Selain itu, tersedia pilihan akomodasi yang lengkap dan nyaman untuk dikunjungi, yaitu Balai Ekonomi Desa (Balkondes) Omah Guyub Wringinputih, yang dikelola oleh BUMDes Wringinputih.
"Hadirnya Pertamina di Wringinputih ini ibarat oase di tengah gurun pasir. Jadi memang masyarakat kami mengalami banyak perubahan sekarang. Dampaknya sangat besar. Desa kami ini berada di ujung utara Candi, jadi kami tidak merasakan dampak langsung dari Candi Borobudur," tambah Rizal.
Balkondes Wringinputih berdiri di atas lahan seluas 1,5 hektar. Menurut Rizal, dulunya lahan ini digunakan sebagai ladang tebu, pepaya, dan singkong, yang pada saat itu belum memberikan manfaat yang signifikan bagi masyarakat desa.
Pertamina memberikan bantuan bagi Desa Wringinputih dalam segi pembangunan infrastruktur penginapan dan pembinaan terkait manajemen kawasan wisata. Pertamina konsisten dalam membina BUMDes untuk menjalankan usaha pariwisata.
Kini, Balkondes Wringinputih memiliki 19 kamar yang dapat menampung total 60 orang di homestay-homestay yang tersedia. Balkondes ini menawarkan berbagai fasilitas seperti ruangan rapat, restoran, galeri UMKM, Taman Kelinci, dan lapangan untuk paintball. Konsep homestay di Balkondes Wringinputih kini berarsitektur rumah jengki, menggantikan konsep sebelumnya yang berbahan kayu alami.
"Balkondes ini menjadi napas kehidupan pariwisata Desa Wringinputih. Pendapatan kami pada tahun 2022 mencapai angka Rp 867 juta, berasal dari penginapan, acara-acara seperti pernikahan, restoran, serta pesanan makanan," ujar Rizal.
Pendapatan Desa Wringinputih cenderung meningkat dari tahun ke tahun, meskipun sempat mengalami penurunan selama pandemi Covid-19 yang berdampak pada semua sektor, termasuk pariwisata.
"Kami mencatatkan pendapatan sebesar Rp 256 juta pada tahun 2020 saat pandemi Covid-19, kemudian meningkat menjadi Rp 602 juta pada tahun 2021, dan mencapai Rp 867 juta hingga Agustus tahun 2022," kata Rizal.
Selama pandemi Covid-19, tidak ada tenaga kerja yang dirumahkan di Desa Wringinputih. Mereka yang tetap bekerja, didukung oleh warga lain, membantu dalam proses pembangunan Balkondes Wringinputih yang berkonsep baru menjelang akhir tahun 2022.
"Proses pembangunan ini melibatkan 50 orang tenaga kerja. Dampaknya sangat signifikan karena saat pandemi Covid-19 banyak orang kehilangan pekerjaan. Banyak warga di sini berprofesi sebagai pedagang di Taman Wisata Candi Borobudur, buruh pabrik, dan pekerja lepas. Pada saat itu, kunjungan wisatawan sangat sepi. Kehadiran Balkondes ini sangat membantu warga sekitar," tambah Rizal.
Balkondes Wringinputih berhasil menyerap tenaga kerja dari warga sekitar sebanyak 50 orang. Mereka bekerja untuk mengelola homestay, restoran, menjadi pemandu wisata, dan mengurus kawasan Balkondes Wringinputih.
Balkondes Wringinputih juga mendukung produk-produk UMKM dari warga sekitar seperti jajanan pasar, buah klengkeng, serta paket wisata seperti kunjungan ke kebun klengkeng dan kegiatan arung jeram yang ditawarkan oleh warga Desa Wringinputih.
Social Footer