"Meningkatnya daya beli masyarakat desa akan mendorong pengeluaran untuk membeli produk dan jasa, baik dari dalam desa maupun luar desa. Ini akan menghidupkan roda perekonomian lokal," ungkap Gus Halim saat berkunjung ke Yogyakarta, Selasa (8/8/2023).
Pernyataan ini dilontarkan oleh Gus Halim setelah mendengar berita bahwa perekonomian Indonesia tumbuh sebesar 5,17 persen pada kuartal II-2023. Dia berpendapat bahwa pertumbuhan ekonomi ini dapat memberikan dampak positif pada berbagai sektor ekonomi di desa.
"Selain itu, fakta bahwa pertumbuhan ini telah mencapai angka di atas 5 persen selama tujuh kuartal berurutan sangat menggembirakan. Ini melampaui ekspektasi pasar dan mencerminkan ketahanan ekonomi Indonesia di tengah tantangan global," jelas Gus Halim.
Gus Halim juga menjelaskan bahwa pemerintah saat ini tengah memperkuat ekonomi desa melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Konsep BUMDes adalah membentuk badan usaha di tingkat desa dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan memajukan desa.
"Kementerian Desa mendukung pengembangan Desa Wisata yang dikelola oleh BUMDes, untuk memastikan bahwa semua aspek terkait pengembangan pariwisata mendapatkan dukungan keuangan dan perlindungan hukum," terang Gus Halim.
Perlu diketahui bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia berhasil mengungguli sejumlah negara lain, termasuk Vietnam, Uni Eropa, Amerika Serikat (AS), dan Korea Selatan. Negara-negara tersebut mengalami penurunan ekonomi masing-masing sebesar 4,1 persen, 0,6 persen, 2,6 persen, dan 0,9 persen year-on-year (yoy) pada periode yang sama.
Dari segi pengeluaran, pertumbuhan ekonomi Indonesia yang kuat didukung oleh pertumbuhan konsumsi masyarakat sebesar 5,23 persen yoy. Peningkatan daya beli masyarakat ini berhasil menstabilkan inflasi yang sebelumnya sempat terjadi.
Social Footer