Breaking News

Warga Dusun Likotuden Kawalelo Bertekad Capai Ketahanan Pangan dengan Sorgum

 

Sambangdesa.com / Flores - Pada suatu sore, Maria Loretha merenung dengan cemas, memikirkan cara untuk bertahan hidup di wilayah gersang di desanya, Likotuden, yang terletak di ujung Timur Pulau Flores. Tanah di desa tersebut tidak cocok untuk menanam komoditas bahan pokok seperti padi dan jagung.

"Lahan petani pada waktu itu tidak bisa ditanami apa pun. Kering, gersang, dan sulit mendapatkan air," ungkap Loretha.

Akibatnya, masyarakat di sana sering mengalami kekurangan pangan. Suplai beras dari pemerintah masih belum mencukupi kebutuhan. Akibatnya, banyak anak-anak di desa tersebut mengalami gizi buruk.

Salah satu masalah utama adalah ketersediaan air yang cukup. Namun, suatu hari saat berkunjung ke tetangganya, Loretha diperkenalkan dengan makanan yang terbuat dari biji-bijian sorgum. Sorgum adalah biji-bijian sereal bebas gluten dengan rasa netral yang sering digunakan sebagai sumber tepung bebas gluten. Loretha merasa makanan dari sorgum memiliki cita rasa yang lezat.

Oleh karena itu, Loretha mulai menginisiasi penanaman sorgum di lahannya. Dengan perjuangan dan kesabaran, hasilnya akhirnya terlihat. Sorgum berhasil tumbuh di Dusun Likotuden.

Keberhasilan Loretha menanam sorgum menjadi contoh bagi masyarakat lainnya, dan seiring waktu, banyak petani setempat ikut menanam sorgum. Loretha dengan senang hati mendampingi mereka dalam budidaya sorgum.

Kegigihan Loretha mendirikan Yayasan Cinta Alam Pertanian pada 2007, yang berhasil mendorong lahirnya puluhan kelompok tani pembudidaya sorgum di Nusa Tenggara Timur (NTT). Oleh masyarakat setempat, dia dijuluki 'Mama Sorgum' karena dedikasinya.

Pada Februari 2016, Loretha mendirikan Koperasi Produksi Sorgum bernama Koperasi Sorgum Herin Lela Likotuden, dengan tujuan untuk menjadikan pemasaran sorgum lebih efisien. Pemda Flores Timur juga memberikan dukungan dengan menyediakan benih sorgum untuk perluasan tanam pada tahun 2019 dan 2020.

Hasil dari inisiatif Loretha dalam mengembangkan sorgum ini membantu meningkatkan perekonomian masyarakat di wilayah tersebut. Di Desa Klantanto, Kecamatan Wulanggitang, program wajib mengkonsumsi sorgum diluncurkan pada tahun 2022 untuk menekan angka stunting. Program ini terbukti berhasil menurunkan angka stunting di desa tersebut.

Dengan berhasilnya inovasi budidaya sorgum di Desa Likotuden, perekonomian masyarakat pun meningkat. Salah satu contohnya adalah Agatha Gela, warga Dusun Likotuden yang berhasil menghasilkan sorgum untuk kebutuhan konsumsi keluarganya dan menjual sorgum ke Koperasi Sorgum, mendapatkan pemasukan sekitar Rp13 juta.

Kisah Desa Likotuden telah menunjukkan bagaimana upaya diversifikasi konsumsi pangan menjadi penting dalam memperkuat sistem pangan lokal dan menjaga kedaulatan pangan.

Advertisement

Type and hit Enter to search

Close