Sambangdesa.com / Bangka Selatan - Beberapa petani di Desa Rias, Kecamatan Toboali, Kabupaten Bangka Selatan, mengalami kesulitan karena lahan sawah mereka tercemar oleh limbah hasil aktivitas pertambangan. Lahan sawah warga berbatasan langsung dengan area limbah pertambangan yang hanya dipisahkan oleh terpal.
Salah satu petani, Herman, mengungkapkan kekhawatiran petani terhadap dampak limbah tersebut. Jika limbah masuk ke sawah padi, pasti akan menyebabkan tanaman mati. Namun, limbah bekas aktivitas pertambangan belum mendapatkan penanganan yang memadai.
Petani merasa risau, karena jika sekat yang memisahkan limbah dari lahan mereka jebol, ribuan hektare lahan pertanian berisiko rusak dan gagal panen. Limbah aktivitas pertambangan juga memiliki tingkat keasaman yang cukup tinggi, sehingga jika tidak segera ditangani, padi yang ditanam di ribuan hektare sawah tidak akan tumbuh.
Erwanto, petani lainnya di Desa Rias, mengeluhkan bahwa irigasi yang sebelumnya dibangun oleh Pemerintah Kabupaten Bangka Selatan sepanjang 500 meter dengan lebar 50 sentimeter, kini tertimbun oleh limbah pertambangan timah. Akibatnya, sistem irigasi tidak lagi berfungsi sebagaimana sebelumnya.
Mereka berharap permasalahan ini segera ditindaklanjuti, agar limbah tersebut tidak menembus sekat dan mengalir ke sawah warga. Upaya penanganan diperlukan agar lahan pertanian tetap produktif dan masyarakat petani dapat menjalankan aktivitas pertanian secara berkelanjutan.
Social Footer