Sambangdesa.com / Garut - Desa Karamatwangi terletak di ketinggian 1.400 meter di atas permukaan laut, menyebabkan kesulitan bagi masyarakat setempat dalam mendapatkan air bersih. Untuk mengatasi masalah ini, Endik dan rekan-rekannya membangun penampungan air yang dikelola oleh Badan Usaha Milik Desa (BUM Desa).
Program ini mendapatkan dukungan dari berbagai pihak, termasuk dana dari APBN, APBD Provinsi Jabar, dan APBD Kabupaten Garut. Pada tahun 2015, desa membangun jaringan pipa dari sumber air di kawasan Tegal Bungbrun, bak kontrol, bak penampungan, hingga rumah-rumah warga sepanjang 11,5 km. Proyek pipanisasi ini menghabiskan biaya sekitar Rp 900 juta.
Usaha tersebut berhasil dan pada tahun 2016, proyek pipanisasi selesai dan air mengalir ke rumah-rumah warga. Saat ini, BUM Desa Karamatwangi memiliki 630 pelanggan, semuanya warga setempat. Biaya pemakaian air ditetapkan sebesar Rp 1.000 per meter kubik.
Program inovatif pipanisasi air tidak hanya memberikan manfaat bagi masyarakat dalam hal penyediaan air bersih, tetapi juga memberikan pemasukan untuk desa. Unit bisnis air bersih memberikan pendapatan bersih sekitar Rp 5 juta-Rp 10 juta per bulan. Pada tahun 2018, pendapatan asli desa mencapai Rp 25 juta. BUM Desa juga berencana untuk mengembangkan bisnis air minum dalam kemasan dengan merek KaramatQua, yang telah diuji dan aman untuk dikonsumsi. Saat ini, mereka sedang mengurus perizinan untuk produk ini.
Selain usaha air bersih, BUM Desa Karamatwangi juga mengembangkan produk unggulan desa dalam pengolahan kopi. Desa ini memiliki potensi kopi yang besar dengan luas lahan kopi mencapai 159 hektar milik Perhutani dan 20 hektar milik warga. Pada puncak panen, produksi kopi mencapai sedikitnya 1.000 ton buah kopi merah.
Sebelumnya, harga buah kopi merah petani sangat rendah. Namun, sejak tahun 2018, BUM Desa mulai mengelola bisnis kopi dengan produk andalan berupa kopi bubuk Aceng. Selain itu, mereka juga membuka kedai kopi Aceng di tempat wisata Cisurupan, Garut.
Social Footer