Sambangdesa.com / Probolinggo - Angka stunting di Desa Laweyan terus menurun. Saat ini, hanya ada lima orang yang berisiko mengalami stunting. Pemerintah desa terus berupaya mengurangi angka tersebut.
Kepala Desa Laweyan, Suwadi, melalui Sekretaris Desa Idris Hidayat, mengungkapkan bahwa jumlah kasus stunting terus berkurang. Pada tahun 2022, terdapat 10 orang yang berisiko stunting, namun tahun ini jumlahnya berkurang separuh.
Pemerintah desa telah memulai program penanganan stunting sejak 2019. Langkah-langkah telah dilakukan, termasuk memberikan makanan tambahan kepada warga seperti susu formula, vitamin, dan bubur. Program ini tidak hanya untuk balita, tapi juga untuk ibu hamil.
Program ini berlangsung selama tiga bulan. Bidan secara rutin mengunjungi rumah-rumah warga yang berisiko stunting untuk melakukan pemeriksaan kesehatan, termasuk pengukuran berat badan dan tinggi badan.
Jika kondisi ibu hamil dan balita masih belum membaik setelah program tiga bulan, program tersebut akan dilanjutkan selama tiga bulan berikutnya. Jika sudah membaik, program tersebut akan dihentikan.
"Alhamdulillah, risiko stunting terus menurun. Pemerintah desa terus berupaya meningkatkan gizi ibu hamil dan balita," jelas Idris.
Selain itu, pemerintah desa juga peduli terhadap kesejahteraan warganya. Pada tahun ini, mereka memberikan bantuan berupa 100 alat pertanian melalui program ketahanan pangan. Alat-alat ini diberikan kepada buruh tani yang membutuhkannya.
Pemberian alat pertanian ini ditujukan untuk buruh tani dengan kondisi ekonomi yang lemah. Dengan adanya bantuan ini, diharapkan mereka tidak perlu membeli atau menyewa alat untuk menggarap sawah. Bantuan ini diserahkan pada triwulan kedua dan meliputi hand tractor, cangkul, dan lainnya.
Pemerintah desa berharap bahwa alat pertanian yang diberikan tidak akan dijual, melainkan dimanfaatkan sebaik mungkin. "Tidak semua buruh tani mendapatkannya. Kami memberikan prioritas kepada mereka yang memiliki kondisi ekonomi yang lemah," ujar Idris.
Social Footer