Sambangdesa.com / Jakarta - Pada Senin (26/6), Sugito, Direktur Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan, Kementerian Desa, PDT, dan Transmigrasi, menghadiri undangan pertemuan the 17th ASEAN-China Forum on Social Development and Poverty Reduction yang diselenggarakan secara hibrid.
Dalam kesempatan tersebut, Sugito menyampaikan kebijakan pembangunan desa di Indonesia, termasuk penerapan SDGs Desa, kebijakan Dana Desa, dan prioritas penggunaan Dana Desa untuk mendukung ketahanan pangan di desa. SDGs Desa diadopsi oleh Indonesia dari SDGs global dan diterapkan hingga tingkat desa melalui proses musyawarah yang melibatkan seluruh masyarakat desa.
"Dalam SDGs Desa, tujuannya adalah memastikan partisipasi aktif seluruh masyarakat desa dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan desa," kata Sugito, yang juga sebagai Focal Point Senior Official Meeting on Rural Development and Poverty Eradication (SOMRDPE) Indonesia.
Pemerintah Indonesia telah mengeluarkan kebijakan Dana Desa sebagai kebijakan fiskal yang mengakui peran penting desa dalam memberdayakan desa untuk menjalankan kewenangannya. Dana Desa difokuskan pada penanggulangan kemiskinan, kesehatan, pendidikan, serta pemanfaatan potensi desa, termasuk peningkatan ketahanan pangan.
"Semenjak Undang-Undang Desa disahkan pada tahun 2014, Dana Desa telah diberikan pada tahun berikutnya dan terus meningkat setiap tahunnya. Dana Desa senilai Rp 468,68 triliun yang telah disalurkan sejak 2015 hingga 2022 mendukung pembangunan 75.265 desa di Indonesia. Melalui dana tersebut, berbagai permasalahan di desa telah dapat diatasi," ungkap Sugito.
Selain itu, dilakukan pengantar singkat mengenai ASEAN Village Network sebagai inisiatif dari Kementerian Desa, PDT, dan Transmigrasi untuk mendukung keketuaan Indonesia dalam bidang pembangunan.
ASEAN Village Network, atau Jejaring Desa ASEAN, bertujuan menjadi inisiatif dari bawah ke atas untuk berdiskusi, berbagi praktik dan pengalaman terbaik antara desa-desa di ASEAN, serta menjajaki dan memperkuat kerja sama dengan mitra-mitra ASEAN dalam hal desa digital, desa wisata, dan One Village One Product (OVOP).
"Inisiatif ASEAN Village Network didirikan untuk berkontribusi dalam percepatan pembangunan pedesaan dan pengentasan kemiskinan di wilayah tersebut," ujar Sugito. Inisiatif ini, yang terkait dengan pelokalan SDGs global hingga tingkat desa melalui SDGs Desa dan pembentukan ASEAN Village Network, mendapatkan apresiasi positif dalam forum tersebut.
Social Footer