Program ini memfasilitasi masyarakat untuk mendapatkan pelayanan deteksi dini faktor resiko PTM, dengan tujuan membangun keluarga yang sehat dan berkualitas dimulai dari tingkat desa. Pelaksanaannya dilakukan dengan bekerja sama antara Pemdes Pesucen, Puskesmas Kelir, dan Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi.
Kepala Desa Pesucen, Maksum, menjelaskan bahwa tujuan dari program Kampung Cerdik adalah untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan mengurangi dampak penyakit tidak menular pada individu maupun keluarga.
"Saya berharap dengan adanya kegiatan ini, pemahaman tentang kesehatan akan semakin meningkat, dan kesehatan masyarakat dapat lebih terjamin, karena cek kesehatan dilakukan secara gratis." harap Maksum, Kepala Desa Pesucen.
Di Banyuwangi, kini telah terbentuk sebanyak 193 Kampung Cerdik. Pemerintah Kabupaten Banyuwangi bertujuan untuk membentuk sebanyak 217 Kampung Cerdik di seluruh daerah pada tahun 2023. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam memantau penderita diabetes dan hipertensi.
Melalui program Kampung Cerdik ini, diharapkan masyarakat dapat lebih peduli dan tanggap terhadap kesehatan. Dengan memantau penderita diabetes dan hipertensi secara rutin, maka masyarakat dapat menghindari komplikasi penyakit yang lebih berbahaya di masa depan.
Saat ini, pemerintah juga sedang gencar mengadakan berbagai kegiatan sosialisasi dan pelatihan kepada masyarakat mengenai pentingnya menjaga kesehatan. Dengan adanya peningkatan kesadaran masyarakat terhadap kesehatan, diharapkan dapat membantu mengurangi angka kematian akibat penyakit yang dapat dihindari.
Kampung Cerdik merupakan inovasi yang lahir di Banyuwangi karena adanya tren penyakit tidak menular (PTM) yang semakin meningkat setiap tahunnya. Berdasarkan Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesda) pada tahun 2018, PTM merupakan penyebab kematian terbanyak di Indonesia. Angka kasus PTM ini meningkat secara signifikan dibandingkan dengan tahun 2013, di mana prevalensi stroke naik dari 7% menjadi 10,9%, prevalensi diabetes naik dari 6% menjadi 8,5%, dan prevalensi hipertensi naik dari 25,8% menjadi 34,1%. Hal ini menjadi perhatian serius bagi pemerintah dan masyarakat untuk meningkatkan kesadaran akan kesehatan dan memperkenalkan program-program seperti Kampung Cerdik untuk mengurangi risiko PTM di Banyuwangi.
Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, mengatakan bahwa hipertensi adalah penyakit yang paling banyak diderita masyarakat di Banyuwangi. Padahal, jika hipertensi tidak segera ditangani, dapat menyebabkan munculnya penyakit yang lebih serius seperti stroke, gagal jantung, dan gagal ginjal.
"Tren PTM terus meningkat, termasuk di Banyuwangi. Oleh karena itu, program ini dibuat agar kita dapat mencegahnya bersama-sama," ujar Bupati Ipuk, Rabu (15/3/23).
Social Footer